Monday, September 24, 2007

Sisa umur

Lelaki itu sudah lanjut usia. Aku kira umurnya 70 th lebih. Kami biasa memanggilnya Mbah. Di usianya yg telah lanjut itu, dia masih biasa mengantar cucunya ke sekolah, naik motor. Walo matanya sudah tiak bagus lagi penglihatannya, ternyata dia masih bisa dan berani mengendarai motor. Ya, memang sih, dia kendarai motor itu dg pelan2, tentunya. Dan terbatas utk waktu siang hari aja, kalo malam dia ga berani –terkait dg penglihatannya tadi.

Klo mo nemuin Mbah, sungguh gampang. Asal pas ada di tempat –ga keluar kota– hampir bisa dipastikan selalu dapat ditemui di masjid pada saat shalat berjamaah lima waktu. Dia memang hampir selalu ada pada setiap kali shalat berjamaah itu dilaksanakan. Tidak jarang, setelah shalat dia ikut ngobrol2 di masjid sambil ditemenin minuman seadanya di masjid. Ngobrol ngalor ngidul tentang berbagai hal. Dari berita yg aptudet hari itu, tentang (kegiatan) masjid, pengalamannya dulu, kabar temen/jamaah masjid yg laen, tentang anak2, ato yg laennya. Sering kali obrolannya diselingi dengan istilah2 jawa dari Mbah. Bahkan terkadang utk beberapa saat harus ngebahas istilah2 tertentu dalam obrolan itu: kalo di daerah Mbah itu dikenal sebagai apa, di daerah (dari tempat temen/jamaah) laennya lagi dikenal sbg apa, dst.

Mbah memang suka sekali nyelingin pembicaraannya dengan istilah/ungkapan2 jawa. Hal ini tidak mengherankan sebetulnya, mengingat salah satu episode kehidupan dia dulu yg cukup lama bkecimpung pada kesenian jawa yg biasa disebut dengan kuda lumping, dan juga kesukaan dia pada wayang.

Kebiasaan Mbah yg laennya adalah menutup pintu masjid. Walo tidak selalu dia sih, yg melakukannya. Biasanya bersama dengan temen laen yg juga pulang agak belakangan selesai shalat berjamaah. Ada enam pintu yg mesti ditutup: tiga pintu di ruang utama dan tiga lagi di sekeliling beranda masjid. Plus satu lagi, pintu sekretariat. Yg tidak bisa dilakukan oleh Mbah utk urusan ‘mberesin masjid selesai shalat’ adalah mematikan kipas angin. Untuk yg satu ini, Mbah selalu ngingetin ato tepatnya minta tolong kepada yg laen utk mematikannya, karena letak saklarnya memang agak tinggi, yg tidak terjangkau oleh Mbah.


Sungguh, sebetulnya banyak hal kebaikan yg bisa kita lakukan dalam hidup kita. Dalam waktu yg kita miliki. Termasuk pada sisa2 umur kita. Walopun hal2 itu kadang keliatan sepele, kecil, namun sbenarnya itu tetap memberikan arti untuk keseluruhannya. Sesuatu yg banyak dan besar itu tidak terlepas dari salah satu unsurnya yg kecil2, bukan?

Pada sisi laennya, kebiasaan melakukan kebaikan ini akan makin terasa menempati posisi yg penting ketika kita sadar bahwa kita tidak tau kapan akhir dari umur yg kita miliki. Kita berharap, semoga akhir umur kita ditutup dg kebaikan. Dan itu, sekali lagi, tidak terlepas dari kebiasaan kita. Seperti klip rekaman ini.

Thursday, September 6, 2007

Sambutlah tamu yg akan segera hadir

Ayo temen2, kita segera menyiapkan diri utk menyambut tamu agung yg sebentar lagi akan hadir ke tengah2 kita. Bulan Ramadhan, tamu agung itu, bulan yg penuh barakah. Pada bulan itu, banyak manusia yg terdorong utk berbuat kebajikan lebih banyak dan lebih sering daripada di bulan2 selainnya. Sangat sayang kalo moment yg bagus ini "lepas" begitu saja, tanpa bekas dan manfaat yg kita rasakan pada sebelas bulan berikutnya. Persiapan yg kita lakukan akan memperbesar peluang manfaat yg bisa kita dapatkan dari bulan yg mulia ini.

Di bawah ini aku kutipkan beberapa sabda Rasul saw. Semoga bisa ikut memberikan suasana yg lebih 'kondusif' utk Ramadhan kita tahun ini. Tulisan tersebut aku ambil dari buku ini, bukunya bagus untuk dijadikan salah satu panduan ramadhan di rumah kita.
Kalau di sini, temen2 bisa dapatkan khutbah Rasulullah sebelum/menyambut Ramadhan.

* * *

Ketika tiba bulan Ramadhan, Rasulullah saw bersabda, “Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan penuh barakah, yg di dalamnya Allah mewajibkan puasa, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu. Di dalamnya ada satu malam yg lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yg tidak mendapat kebaikannya (Ramadhan), sungguh ia telah merugi.” (HR Imam Ahmad)

Salman al-Farisi ra bertutur, Rasulullah saw berceramah kepada kami di akhir Sya’ban:
“Wahai manusia! Bulan yg agung telah menaungi kalian, bulan penuh berkah yg di dalamnya ada satu malam yg lebih baik dari seribu bulan. Allah menjadikan puasa di siang harinya sebagai amalan wajib, dan menetapkan qiyamullailnya (shalat tarawih) sebagai sunnah. Barangsiapa bertaqarrub kepada-Nya dengan suatu kebaikan (amalan wajib) maka ia bagaikan melakukan tujuh puluh kali amalan wajib di bulan lainnya. Bulan itu adalah bulan berderma, bulan yg di dalamnya rezeki orang mukmin ditambah. Barangsiapa yg memberi menu berbuka bagi orang yg berpuasa maka hal itu akan menjadi pengampunan bagi dosa-dosanya, menjadi pembebasnya dari api neraka, dan akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yg berpuasa tadi tanpa dikurangi sedikit pun.”
Para sahabat bertanya, “Ya Rasulallah! Tidak semua dari kami memiliki makan untuk diberikan kepada orang yg berpuasa.” Rasulullah menjawab, “Allah akan memberikan pahala itu kepada orang yg memberikan makanan ifthor walaupun dengan sebiji kurma atau seteguk air putih atau air yg dicampur susu. Bulan ini adalah bulan yg awalnya adalah rahmah, pertengahannya adalah maghfirah, dan akhirnya adalah pembebasan dari api neraka. Karena itu, perbanyaklah melakukan empat perkara. Dua perkara menyebabkan Rabb kalian ridha kepada kalian dan dua perkara lagi membuat kalian tercukupi. Dua perkara yg pertama adalah kesaksian bahwa tiada ilah selain Allah dan beristighfar kepada-Nya. Dan dua perkara lainnya yg membuat kalian tercukupi adalah permintaan kalian terhadap surga dan perlindungan dari api neraka.” (HR Imam Ibnu Khuzaimah)
asy-hadu allaa ilaaha illallaah, astaghfirullaah; as-aluka ridhaaka wal jannah, wa a’uudzubika minannaar
>

Bila datang malam pertama bulan Ramadhan maka setan-setan dan jin-jin dipenjara, pintu-pintu surga dibuka sehingga tidak ada satu pun yg tertutup, dan para penyeru (malaikat) memanggil, ‘Wahai para pemburu kebaikan! Sambutlah (kedatangan Ramadhan). Hai para pendurhaka! Kurangilah perbuatan maksiyat.’ Allah membebaskan (orang-orang beriman) dari pedihnya siksa neraka, dan hal itu berlangsung setiap malam. (HR Imam Tirmidzi)

* nih, asal gambarnya